Berita Terbaru

20100517

Dosa yang Kita Lupakan

Dalam suatu kesempatan, seorang rekan berkisah tentang seorang pembantu rumah tangga. Pada awal kerjanya, dia diberitahu majikannya bahwa tugasnya adalah membersihkan lantai, membersihkan jendela, membersihkan halaman, menyiram tanaman, dan membuka-tutup pintu untuk orang yang datang dan pergi. Majikannya menjanjikan bonus tertentu bila dia melakukan tugas-tugasnya dengan baik; Sederhana dan tampaknya mudah; bekerja sebaik-baiknya, lalu dia akan dapat gaji ditambah bonus.

Dengan suka hati, dia menghapal 'di luar kepala' kelima tugasnya. Membersihkan lantai, membersihkan jendela, membersihkan halaman, menyiram tanaman, dan membuka-tutup pintu. Diulang-ulangnya hingga dia dapat memastikan bahwa kelima tugas tersebut dapat diselesaikannya dengan sebaik-baiknya. Demi bonus yang akan diperolehnya, dia pun berkonsentrasi pada tugas-tugasnya.

Suatu ketika, sang majikan harus pergi dengan meninggalkan anak-anaknya di rumah. Sementara anak-anak yang besar sibuk dengan urusannya masing-masing, si bungsu malah asyik bermain di halaman. Dia mendekati kolam lalu berusaha untuk berenang.

Adalah suatu hal yang berbahaya bagi anak kecil bermain-main di kolam seorang diri, meski kolam itu ada di dekat rumah. Namun demikian sang pembantu coba menyakinkan diri bahwa tugas dia hanya lima. Menjaga anak bukanlah tugasnya. Dia coba meyakinkan lagi bahwa bila saja dia tunaikan kelima tugas tersebut dengan sebaik-baiknya, tentu dia akan mendapatkan bonus sebagaimana yang dijanjikan kepadanya.

Singkat cerita, sang anak bungsu 'gelagepan' di kolam lalu tenggelam. Sang pembantu masih coba meyakinkan bahwa menolong anak tersebut bukan tugasnya. Untuk lebih menyakinkan lagi, dia ucapkan kembali kata-kata majikannya tentang tugas-tugasnya, yakni membersihkan lantai, membersihkan jendela, membersihkan halaman, menyiram tanaman, dan membuka-tutup pintu. Ternyata tidak dia jumpai tugas menjaga anak. Maka dia tidak bergerak sedikit pun untuk menolong anak tersebut hingga tak ada lagi gerakan di kolam. Anak tesebut mati lemas.

Ketika sang majikan datang dan menanyakan ke mana si bungsu, tanpa rasa bersalah sedikit pun, sang pembantu memberitahu bahwa anak tersebut ada di kolam, barangkali tenggelam di sana, sembari mengingat-ingat tugasnya yang lima yang selalu ditunaikannya dengan baik. Lalu bagaimana reaksi sang majikan terhadap pembantu ini? Bila kita adalah majikan tersebut, tentu saja kita tahu tindakan apa yang paling pantas terhadapnya.

Keadaan kita hari ini, barangkali tidak ada bedanya dengan keadaan sang pembantu tersebut. Kita telah berusaha sebaik-baiknya menunaikan tugas apa saja sebatas pada yang 'diperintahkan' kepada kita. Kita tahu betul bahwa kewajiban shalat lima waktu harus kita tunaikan sebaik-baiknya setiap hari, namun kita tidak peduli dengan orang lain yang melalaikannya. Kita tahu betul tanggung jawab kita terhadap diri sendiri, istri, anak, orangtua, dan saudara-saudara kita, dan apa saja yang dapat kita berikan sebagai tanda sayang kita kepada mereka, namun kita tidak peduli dengan yang selainnya. Kita tahu bagaimana 'mengamalkan' agama, tapi kita lupa bahwa dakwah adalah bagian dari amal agama.

Sumber: KotaSantri.com / Penulis : Temmie Iswanto

 

Related Posts by Categories



Widget by Scrapur
JUAL ECERAN DAN GROSIR PRODUK PERNAK PERNIK UNIK BISA UNTUK HADIAH, HIASAN ATAU DIJUAL KEMBALI ... PASTI MENGUNTUNGKAN, Kunjungi situsnya: PERNAK PERNIK UNIK.

Bisnis Pulsa Paling Mudah Bonus Besar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ebook islam, sholat sempurna, cara sholat nabi, sholat berjamaah di masjid, sholat khusyu, web islam, jadwal waktu sholat, artikel islami, makna bacaan dan doa solat