dakwatuna.com Jakarta. Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah menggodok formulasi pembuatan indeks saham-saham syariah yang bisa lebih meningkatkan minat investor. Direktur Pengembangan BEI, Friederica Widyasari Dewi, mengatakan, penyusunan indeks saham-saham syariah dilatarbelakangi kebutuhan para calon investor yang kerap menanyakan ada tidaknya saham syaiah di pasar modal. Tiap kali berkeliling daerah, mulai Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, kata Kiki (sapaan Friederica), dirinya selalu mendapatkan pertanyaan ada tidaknya saham syariah di pasar modal. "Kalaupun sudah ada yang tahu, masih menanyakan kenapa hanya ada 30 saham syariah saja yang ada di pasar modal," ujar Kiki dalam seminar bulanan Ekonomi Syariah bertema Pasar Modal Berdasarkan Prinsip Syariah sebagai Alternatif Investasi, di Jakarta, Rabu (20/10). Minimalnya pengetahuan calon investor terhadap saham-saham syariah, lanjut Kiki, turut menyebabkan masih kecilnya investor yang menjadi pemain di pasar modal. Dari sekitar 237 juta penduduk Indonesia, para investor yang menjejakkan kakinya di pasar modal hanya berkisar satu persen. "Padahal potensi calon investor ini besar sekali dan karena kaum muslim kita adalah yang terbesar di dunia, maka pasar modal syariah cukup menjanjikan untuk mendatangkan investasi." Dikatakan, saat ini sudah ada Jakarta Islamic Index (JII) yang menjadi salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. JII memasukkan 30 saham yang memenuhi kriteria syariah setiap enam bulan sekali. Celakanya, hal itu dimengerti calon investor sebagai keterbatasan saham-saham syariah di pasar modal. "Padahal, saham syariah di pasar modal itu sejatinya ada 198 saham atau 48 persen dari seluruh saham tercatat," imbuh Kiki. Bila dilihat dari pangsa pasar, lanjut Kiki, pasar saham syariah juga sangat bersaing dengan pasar modal konvensional. Berdasarkan kapitalisasi pasar saja, pasar syariah mencatat persentase mencapai 45 persen. "Artinya market share pasar syariah ini kompetitif. Sangat banyak pilihan investasi di pasar modal syariah dan kinerjanya pun menunjukkan perkembangan yang menggembirakan," ucap Kiki. Ide penyusunan saham-saham syariah yang bertujuan memperbanyak investor syariah yang masuk pasar modal, tampaknya tidak terlalu disukai Direktur Utama BEI, Ito Warsito. Mantan Komisaris Utama PT Bahana Securities tersebut tak ingin menanggapi ide Kiki dan mengembalikannya pada si pencetus ide. "Tanya saja sama dia, kita kan sudah ada JII," kata Ito ketus. Begitu pun saat dimintai pandangan pribadinya terhadap penyusunan indeks saham-saham syariah, Ito hanya berujar, "Kok tanya saya lagi, ya tanya sana sama yang ngomong," imbuhnya. Pada kesempatan terpisah, Kiki mengakui jika ide penyusunan saham-saham syariah baru sebatas ide yang belum dibicarakan kepada para pejabat BEI lainnya. "Belum ada pembicaraan, ini kan baru ide. Teknisnya bagaimana belum dibicarakan, tapi yang jelas calon investor butuh informasi lebih baik soal saham-saham syariah di pasar modal," tandas Kiki. (taufik rachman/ismail lazarde/RoL) Sumber : Dakwatuna.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar