Kisruh Pemilu Legislatif 2009 yang berpangkal pada daftar pemilih tetap (DPT) diwacanakan akan berujung pada revolusi. Namun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) percaya rakyat bisa dengan arif menghadapi hasil pemilu dan tak bisa dihasut. "Saya percaya pada aturan hukum. Rakyat kita jangan dipandang under estimate. Salah besar kalau menganggap rakyat tidak tahu dan mudah dihasut begitu saja. Rakyat semakin arif dan dewasa dalam berdemokrasi," ujar SBY. SBY menyampaikan hal itu menanggapi pertanyaan wartawan tentang kemungkinan kisruh pemilu yang berujung revolusi, dalam jumpa pers di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/4/2009). Bukti dari arifnya rakyat, imbuh SBY, selama 8 bulan masa kampanye berjalan dengan aman dan tertib. SBY menambahkan, revolusi itu tidak bisa dibuat begitu saja. "Pada tahun 1966 memang ada prakondisi yang menyebabkan negara ini harus berubah besar-besar. Lalu pada 1998-1999 ada revolusi damai itu kehendak rakyat. Nggak bisa muncul revolusi karena kehendak elit atau sebagian orang. Saya nggak terlalu tertarik bicara revolusi itu," papar SBY. SBY pun mengajak untuk merawat pembangunan yang telah dilakukan sekian lama. "Kalau ada masalah diselesaikan dengan baik," ujarnya. <yahoo / detikcom>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar